Hukum-hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Hukum cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kearah kaki. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan prenatal yaitu pada janin. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya baik pada masa perkembangan prenatal, neo-natal ataupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang hanya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2. Hukum proximodistal
Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ketepi. Alat-alat tubuh yang terdapat dipusat seperti jantung, hati dan alat pencernaan lebih dahulu berfungsi dari pada anggota tubuh yang ditepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih pesat daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat vatal.
Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis dan sudut ilmu fa’al. Masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi serta keaf’alan anggota tubuh. Misalnya dalam hal pematangan anggota tubuh akan tumbuh, berkembang dan berfungsi yang tidak sama antara satu dan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjarkelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi ketika anak memasuki masa remaja. Pada saat ini terjadi perubahan besar pada bentuk tubuh, yang bahkan juga mempengaruhi perubahan pada kehidupan psikisnya.
3. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus.
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat pada hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti yang dikemukakan oleh Werner, anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu dari pada menggerakkan jari-jari tangaannya.
Dari sudut perkembangan kemampuan juga terlihat penghalusan dari hal-hal yang tadinya umum kekhusus. Seorang anak akan menyebutkan semua wanita “mama”, sebelum ia mampu membedakan mana ibunya mana pengasuh atau bibinya.
Dilihat dari segi perkembangan emosinya juga terjadi hal-hal yang sama. Anak menangis bila mengalami hal-hal yang tidak enak, yang menyakitkan, menyedihkan menjengkelkan dengan reaksi-reaksi yang sama. Ia akan sedikit demi sedikit membedakan rangsangan tertentu dengan reaksi yang berlainan.
4. Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan.
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi kedalam masa-masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda. Antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain. Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang hal ini disebut viksasi.
Aspek intelek pada anak–anak tertentu, yang memang secara konstitusional terbatas. Pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang dan dikembangkan. Masalah penahapan (perioderisasi), perkembangan ini bisanya juga merupakan masalah yang banyak dipersoalkan oleh para ahli, “pendapat mereka mengenai dasar-dasa penahapan itu serta panjang masing-masing tahap juga bermacam-macam, yang umumnya lebih bersipat teknis daripada konsepsional. Contohnya penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi : masa pralahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu – 1 tahun), masa anak prasekolah (1-5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21-65 tahun) dan masa tua (65 tahun keatas).
5. Hukum tempo dan ritme perkembangan.
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu yaitu cepat lambatnya sesuatu pematangan perkembangan terjadi, atau suatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu. Semakin lambat masa perkembangan dibandingkan norma-norma umum yang berlaku semakin menunjukkan adanya tanda-tanda ganggguan atau hambatan dalam perkembangan.
Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental yakni :
- Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
- Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama.
Cepat lambatnya sesuatu masa perkembangan dilalui dan seluruh perkembangan dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik dan ontogenetik juga menunjukkan perbedaan secara perorangan, meskipun tingkat perbedaannya tidak terlalu besar.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tanpak pada saat pematangan fungsi-fungsi. Pada saat itu terlihat adanya selingan diantara cepat atau lambatnya perkembangan, yang kurang lebih tetap/konstan sipatnya. Inilah yang disebut sebagai irama perkembangan.
Setiap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat, akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengubah, mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.